Eceng Gondok (Eichornia crassipes) hidup mengapung di air dan kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 – 0, 8 meter. Memiliki daun tunggal berbentuk oval, ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkal daun menggelembung dan tidak memiliki batang.
Tumbuhan yang tergolong dalam famili Pontederiaceae ini dapat ditemui kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, penampungan air dan sungai. Eceng gondok dapat tumbuh dengan cepat ketika air mengandung banyak nutrien terutama nitrogen, fosfat, dan potasium, dan akan terhambat pertumbuhannya ketika kadar garam dalam air naik.
Eceng gondok dianggap sebagai gulma dan membawa dampak buruk, baik bagi tumbuhan dan lingkungan di sekitarnya. Akibat yang ditimbulkan eceng gondok diantaranya: 1. Meningkatkan evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman) disebabkan oleh daunnya yang lebar serta pertumbuhan eceng gondok yang cepat 2. Cahaya yang masuk kedalam perairan terhalang sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air 3. Mengganggu lalu lintas air 4. Meningkatkan habitat bagi vektor penyakit pada manusia 5. Mempercepat proses pendangkalan karena eceng gondok yang mati akan langsung turun ke dasar perairan.
Dibalik sisi negatif yang dimiliki eceng gondok, ternyata eceng gondok juga menyimpan manfaat positif, diantaranya yakni dapat diolah sebagai pembuatan kertas, pupuk kompos, biogas, perabotan, kerajinan tangan, sebagai media pertumbuhan bagi jamur merang, dan masih banyak lagi.